Abstrak : “Dimensi esoterik dan eksoterik agama” adalah masalah filosofis-teologis yang berkonteks oksidental. “Pengalaman Religius” dan “Sophia Perennis” adalah dua teori yang diperdebatkan dalam isu ini. Esensi agama, menurut teori yang pertama, terletak pada pengalaman yang membuat pemiliknya terlihat religius (beragama) dan eksoterisnya mencakup seperangkat keyakinan yang berawal pada kemerdekaan yang dirasakan oleh pesuluk/pejalan setelah menyentuh esensi, dan teori kedua mendefi nisikan agama sebagai fenomena yang nampak yang aspek batinnya adalah monoteisme yang termanifestasi dalam bentuk Sophia Perennis dalam diri manusia, dan kerangkanya terdiri dari tradisi tradisi yang mengantar sang pejalan menuju mutiara. Dalam mistisisme Islam, agama adalah kebenaran yang terintegrasi dan lurus, termanifestasi dalam tiga aspek; eksoterik, esoterik dan ultra-esoterik. Manifestasi esoterik adalah kesatuan individual yang juga adalah mutiara agama, dan meskipun terlihat sebagai aspek luar atau eksoterik, sebenarnya adalah bayangan dari kebenaran esoterik yang sama yang bersifat kekal. Keberagamaan adalah juga kebenaran yang berlapis yang esensinya adalah intuisi yang mutlak dari monoteisme mistis; sehingga dengan demikian agama dan keberagamaan adalah saling berkaitan erat dalam esensinya.Kata kunci : Syariat (agama), Tarekat (disiplin spiritual), Kebenaran, Kekhalifahan, Kesatuan individualAbstract :“The Essence and Shell of Religion” is a philosophico-theological problem which is Occidental in its context. “Religious Experience” and “Sophia Perennis” are two mooted theories on this issue. The essence of religion, according to first theory, lies in the experience that makes its possessor to be seen religious and the shell is a set of beliefs that has its origin in the independence that the wayfarer feels after touching the essence and the second theory defines religion as a bisurficial phenomenon whose inward surface is monotheism which is manifested in the form of Sophia Perennis inside human being and the shell is consisted of traditions that leads the wayfarer toward the gem. In Islamic mysticism, religion is an integrated and seamless truth that has triple manifestations of exoteric, esoteric and ultra-esoteric. The esoteric manifestation is the individual unity which is also the gem of religion, though they are seen as the shell exoteric manifestations are merely diluted shadows of the same esoteric truth and thus they are imperishable. Religiosity is also a threefold truth whose essence is the absolutely certain intuition of mystic monotheism; and thus conceived, religion and religiosity are coextensive in their essence.Keywords : Shari’a (religion), Tariqah (spiritual discipline), Truth, Vicegerency, Individual unity